Makalah
Mata Kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200)
PERAN GANDA WANITA SEBAGAI IBU RUMAHTANGGA DAN CIVITAS AKADEMIKA
Oleh
ICHRIS DIAN MAYASARI
I34110045
Dosen
Dr. Ir. Pudji Muljono, Msi
Ir. Martua Sihaloho, Msi
Ir. Murdianto, MS
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
ABSTRAK
ICHRIS DIAN MAYASARI. Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika.
Wanita di era globalisasi ini telah mampu menggali potensi dalam dirinya. Hal ini didukung dengan adanya taraf pendidikan wanita yang telah berkembang. Peran wanitapun telah berkembang. Wanita tidak hanya menjalankan tugas sebagai ibu rumahtangga (peran domestik). Namun, peran sebagai seorang wanita karir atau wanita bekerja telah berhasil dilakukan kaum hawa ini. Karir spesifik yang ditekankan dalam hal ini adalah karir sebagai seorang dosen (civitas akademika). Mayoritas wanita Indonesia memilih profesi sebagai seorang civitas akademika (dosen) adalah karena waktu yang disita tidak terlalu banyak dan artinya waktu untuk keluarga juga akan bisa lebih banyak. Selain itu, peran seorang wanita dalam pembangunan pendidikan bisa terealisasi secara langsung. Sebab, wanita juga merupakan pilar pembangun peradaban bangsa. Dosen wanita di Indonesia juga telah banyak berkiprah di kampus, nasional, dan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kaum wanita telah bisa membagi waktunya untuk keluarga dan masyarakat luas.
Kata kunci: peran wanita, wanita karir, peran domestik, civitas akademika, wanita bekerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika” ini dengan baik. Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI) dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS sebagai koordinator mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI). Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada para dosen BMI yaitu Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi, Ir. Martua Sihaloho, MSi dan Ir. Murdianto, MS atas segala materi kuliah dan ilmu yang telah disampaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kak Lulu Hanifah selaku asisten praktikum mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI) untuk bimbingan dan pengarahannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih kepada ayah, ibu, dan kakak di rumah untuk segala kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terimakasih kepada teman-teman tercinta juga disampaikan penulis untuk segala dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga makalah ini cepat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.
Bogor, Juni 2012
Ichris Dian Mayasari
NIM. I34110045
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………. ii
KATA PENGATAR………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………… iv
DAFTRA TABEL DAN DAFTAR GAMBAR………………………………………………… v
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………. 1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………. 1
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………… 1
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………… 1
Peran Ganda Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika…………….. 2
Peran Wanita Sebenarnya………………………………………………………………………………… 2
Wanita sebagai Civitas Akademika (Dosen)………………………………………………………. 5
Kiat-Kiat Menyelaraskan Peran Ganda Wanita………………………………………………….. 5
PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….. 7
Simpulan……………………………………………………………………………………………………….. 7
Saran…………………………………………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….. 8
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Tabel 1 Peran Utama Seorang Ibu Rumah Tangga……………………………………………………. 2
Tabel 2 Perbedaan Pekerjaan Rumahtangga dengan Pekerjaan di Luar Rumah Tangga…. 3
Diagram Pohon…………………………………………………………………………………………………….. 6
PENDAHULUAN
Zaman yang makin modern ditandai dengan bertambahnya pengetahuan dan meluasnya pemikiran manusia. Sama halnya dengan pemikiran seorang wanita yang telah berkembang ke arah yang lebih maju. Wanita yang masih lajang ataupun yang sudah berumah tangga tentunya menginginkan kehidupan yang mapan dari segi ekonomi. Terlebih wanita yang telah berkeluarga. Dalam makalah ini menitikberatkan peran wanita sebagai seorang ibu rumah tangga dan civitas akademika (dosen). Alasan mengangkat dosen sebagai obyek pembahasan adalah karena mayoritas wanita memilih profesi ini dalam kehidupan karir mereka. Fenomena ini terjadi karena memang dengan profesi sebagai tenaga pendidik tidak menyita banyak waktu. Sehingga seorang wanita yang telah berumahtangga tetap dapat mencurahkan waktunya di rumah bersama suami dan anak.
Mengenai keadaan di Indonesia, Pudjiwati Sajogjo (1983) dalam penelitiannya tentang peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa mengungkapkan betapa besar sumbangan wanita dalam ekonomi masyarakat dan rumah tangga maupun dalam kehidupan keluarga. Selain itu, menurut Michelle Zimbalist Rosaldo dan Louise Lamphere (1974) menyebutkan peran ganda dengan konsep dualisme kultural , yakni adanya konsep domestic sphere (lingkungan domestik) dan public sphere (lingkungan publik).
Konsep-konsep tersebut memberikan gambaran bahwa peranan wanita telah melebar tidak hanya berperan tunggal sebagai ibu rumah tangga (mengurus pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak,mengurus suami dan sebagainya). Namun, peran wanita telah berkembang menjadi peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Perkembangan ini didukung oleh pengetahuan serta pendidikan wanita yang makin maju setara dengan kaum laki-laki. Faktor pendidikan telah mengubah mindset seorang wanita untuk bisa hidup lebih mapan dan lebih maju. Tujuannya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bisa untuk keluarga dan orang sekitarnya. Faktor yang datangnya dari keluarga inti, khususnya suami juga bisa memotivasi seorang wanita untuk bekerja. Bisa dari faktor ekonomi keluarga, dukungan suami untuk mengizinkan istri bekerja, ataupun dari usia anak yang mulai besar sehingga sang ibu bisa beraktivitas tambahan sebagai wanita karir. Dengan begitu, wanita juga bisa berkontribusi dalam menambah penghasilan keluarga dan membantu menabung untuk masa depan anaknya kelak.
Perumusan masalah yang akan diungkapkan dalam tulisan ini adalah mengenai peranan wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir (dosen) dalam lingkup keluarga dan dunia kerja, hal-hal yang mendorong wanita untuk bekerja, sikap seorang suami terhadap istri yang berprofesi sebagai wanita karir serta kiat-kiat yang dibutuhkan seorang wanita dalam menjalani kedua peran yang disandangnya. Semua ini akan dikupas dalam bab pembahasan.Tujuan dari tulisan ilmiah ini antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: untuk menjelaskan peran wanita dalam realita kehidupan modern sekarang ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi peran ganda seorang wanita dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk menjelaskan kiat-kiat agar peran wanita sebagai seorang ibu rumah tangga dan wanita karir bisa selaras dan seimbang.
Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika
Peran Wanita Sebenarnya
1) Peran sebagai ibu rumah tangga
Peran seorang wanita yang telah berkeluarga pada hakikinya adalah bertindak selayaknya ibu rumah tangga. Ibu rumahtangga melakukan pekerjaan yang dinamakan non produksi yang tidak menghasilkan uang.
Menurut Walkel dan Woods (1976) dalam Guhardja (1992) mendefinisikan pekerjaan rumah tangga ke dalam 6 kategori : yaitu 1) penyediaan pangan atau makanan 2) pemeliharaan keluarga (anggota keluarga) 3) pemeliharaan rumah 4) pemeliharaan pakaian (termasuk mencuci, seterika) 5) manajemen (termasuk pencatatan atau record keeping 6) marketing (termasuk kegiatan berbelanja).
Pudjiwati Sajogyo dalam penelitian tentang peranan wanita di pedesaan Jawa Barat, melakukan analisa pembagian kerja atas dasar alokasi waktu dari kegiatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa umumnya waktu yang dipakai untuk kegiatan-kegiatan rumah tangga besar atau padat sekali.[1]
Tabel 1
Peran Utama Seorang Ibu Rumah Tangga
Peran Ibu Rumah Tangga |
Bekerja |
Tidak Bekerja |
|
66 (47.1%) |
70 (53%) |
|
42 (30%) |
30 (22.7%) |
|
27 (19.3%) |
31 (23.5 %) |
|
5 (3.6 %) |
1 (0.8%) |
|
140 (100%) |
132 (100%) |
Sumber: Laporan penelitian “Para Ibu yang Berperan Tunggal dan yang Berperan Ganda” Kelompok Studi Wanita FISIP-UI (1990)
Terlihat dari tabel 2.1, bahwa sebagian responden yang bekerja maupun tidak bekerja menjawab bahwa “mengurus dan membimbing anak-anak” adalah peran utama ibu rumah tangga (47.1% untuk ibu bekerja dan 53% untuk ibu tidak bekerja). Dalam hal ini peran ini disebut “pelaku sosialisasi primer” bagi seorang ibu rumah tangga.[2]
2) Peran sebagai wanita karir
Kunartinah (2003) Hall (1986) karier diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Hall (1996) karier adalah rangkaian dari sikap dan tingkah laku yang dirasakan secara pribadi yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sepanjang masa kehidupan seseorang (Ivancevich et al., 1989).
Sedangkan pengertian wanita berkarier seperti yang disampikan Munandar (2001) wanita berkarier adalah wanita yang bekerja untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam hal ini, wanita karier mayoritas didukung oleh pendidikan yang tinggi sehingga statusnya dalam pekerjaan juga tinggi.
Munandar (1985) yang mendorong seorang wanita berkeluarga untuk bekerja, yaitu untuk menambah penghasilan keluarga, untuk ekonomis, tidak tergantung pada suaminya, untuk menghindari kebosanan atau mengisi waktu kosong, karena ketidakpuasan terhadap pernikahan, karena punya minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan untuk memperoleh status dan pengembangan diri.
Flanders (1994) dalam Mudzar dkk (2001), beberapa kategori wanita bekerja, yaitu:
1) Wanita tunggal dan tidak mempunyai anak
2) Wanita bekerja menikah tanpa anak
3) Wanita karir sebagai ibu
Tabel 2
Perbedaan Pekerjaan Rumahtangga dengan Pekerjaan di Luar Rumah Tangga
Pekerjaan Rumahtangga |
Pekerjaan di Luar Rumahtangga |
dilakukan dalam rumah tangga |
dilakukan di luar rumah tangga |
dilakukan oleh anggota keluarga dan dapat digantikan |
dilakukan oleh anggota keluarga dan tidak dapat digantikan |
tidak mempunyai nilai ekonomi bagi anggota keluarga |
mempunyai nilai ekonomi |
bukan pekerjaan produktif bagi anggota keluarga
|
pekerjaan produktif |
Sumber : Guhardja et al., (1992) dalam skripsi Fatmawati Harun IKK 2010
Ada beberapa ciri mengenai pengertian karier yakni (Gunarsa dan Gunarsa 2004):
1) Karier erat hubungannya dengan perjalanan atau tujuan hidup seseorang yang ingin dicapai.
2) Karier berhubungan erat dengan peningkatan status, pangkat, jabatan, kekayaan secara berjenjang dan berbeda-beda antara seorang dengan lainnya.
3) Banyak faktor mempengaruhi karier seseorang, antara lain faktor keluarga yang bisa berpengaruh negatif atau sebaliknya positif
Faktor Pendorong Wanita Bekerja
Beberapa faktor yang melandasi ibu untuk bekerja di luar rumah diantaranya adalah (Puspitawati 2009):
1) Kebutuhan finansial
2) Kebutuhan sosial-rasional
3) Kebutuhan aktualisasi diri
Faktor-faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan sebagai berikut (Puspitawati 2009)
1) Faktor Internal (persoalan yang timbul dalam diri pribadi ibu tersebut)
Stress akibat tuntutan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (lelah secara psikis), tekanan yang timbul akibat peran ganda itu sendiri (kemampuan manajemen waktu dan rumah rumah tangga merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi oleh para ibu bekerja), pekerjaan di kantor sangat berat, suami dan anak-anak merasa “kurang dapat perhatian”.
2) Faktor eksternal
a) Dukungan suami. Dukungan suami diterjemahkan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumahtangga, membantu mengurus anak-anak serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karier atau pekerjaan istrinya.
b) Kehadiran anak
c) Masalah pekerjaan
Peraturan kerja yang kaku, pimpinan yang tidak bijaksana, beban kerja yang berat, ketidakadilan yang dirasakan di tempat kerja, rekan-rekan yang sulit bekerjasama, waktu kerja yang sangat panjang, ketidaknyamanan psikologis yang dialami akibat dari problema sosial-politis di tempat kerja.
3) Faktor relasional
Kurangnya waktu interaksi suami dan istri akibat sedikitnya waktu bersama dan berkomunikasi di rumah dapat menyebabkan persoalan dalam rumah tangga.
Wanita sebagai Civitas Akademika (Dosen)
Wanita yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan hingga tingkat tinggi (S1, S2, S3) memang memiliki cara pandang berbeda dalam kehidupannya. Mereka tidak hanya menjalani kehidupan sebagai ibu rumahtangga (peran domestik). Namun, mayoritas dari mereka menjalani peran ganda sebagai seorang ibu rumahtangga dan wanita karir. Wanita terutama di Indonesia kebanyakan memilih profesi sebagai seorang tenaga pendidik. Salah satunya adalah dosen. Dosen yang memiliki lingkup pekerjaan di kampus memang memiliki cukup waktu untuk bisa beraktivitas di kampus dan di rumah.
Faktor waktu biasanya menjadi bahan pertimbangan wanita untuk dapat menggeluti profesi dosen. Sebab, waktu yang dimiliki masih tersisa setelah mengajar di kampus. Aktivitas mengajar memang tidak begitu menyita banyak waktu. Dosen masih memiliki libur di akhir minggu. Waktu inilah yang biasanya digunakan untuk berkumpul dengan keluarga. Kodrat wanita memang tidak dapat lepas dari kodrat sebagai seorang ibu yang berkewajiban membimbing dan mendidik anak-anak mereka. Untuk itu, mayoritas wanita memilih profesi ini. Selain dapat mendidik dan membesarkan putra-putri mereka sendiri, mereka juga dapat menyumbangkan pikiran dan ilmu yang dimiliki untuk kemajuan dan kecerdasan putra-putri bangsa.
Wanita yang bekerja sebagai dosen ternyata juga memilki pengaruh psikologis untuk keluarga, terutama anak-anaknya. Dalam penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan sebelumnya menungkapkan bahwa sekitar tahun 1960 telah dilakukan test-test ilmu jiwa contohnya yang dijalani oleh anak-anak yang ibunya tidak bekerja dan yang ibunya bekerja menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kecemasan mereka, dalam tingkat penyesuaian dalam kepribadian mereka. Para ahli ilmu sosial membandingkan tingkat prestasi anak dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja juga tidak ada cirri pembeda spesifik di keduanya. Sebab, prestasi anak memang tergantung dari kemampuan yang dimiliki anak itu sendiri. [3]
Kiat-Kiat Menyelaraskan Peran Ganda Wanita
Strober dan Weinberg (1980) dalam Puspitawati (1992) mengemukakan terdapatnya beberapa strategi yang potensial, ataupun kombinasi strategi, yang dapat digunakan oleh wanita yang bekerja di luar rumah untuk menggunakan waktunya secara ekonomis:
1) Mengganti peralatan rumah tangga sehingga kegiatan rumah tangga dapat terlaksana baik secara kualitas maupun kuantitas
2) Pekerjaan rumahtangga dilakukan oleh orang lain (pembantu rumahtangga, suami, atau anak) sehingga kegiatan rumahtangga dapat terlaksana baik secara kualitas maupun kuantitas)
3) Mengurangi kegiatan rumah tangga baik secara kualitas maupun kuantitas dan atau melakukan kegiatan produktifnya secara intensif dan efektif ketika dihadapi masalah dengan kegiatan rumahtangga
4) Mengurangi alokasi waktu, jika ada, untuk kegiatan amal dan kegiatan dalam komunitas kerja
5) Mengurangi alokasi waktu untuk kegiatan santai dan atau tidur
Selain itu, juga diperlukan kiat-kiat khusus bagi para ibu yang berprofesi sebagai dosen agar bisa menyelaraskan perannya di keluarga dan kampus:
1) Fokus pada keluarga yaitu suami dan anak jika dalam lingkup keluarga
2) Menjalankan aktivitas layaknya ibu rumahtangga pada umumnya saat di rumah
3) Mencurahkan segala kasih sayang pada keluarga tanpa membeda-bedakan
4) Membagi waktu dengan baik saat harus mengurus keluarga dan mengurus pekerjaan
5) Jika dalam kampus tetap menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik yang bertugas menyampaikan materi kuliah yang dapat dipahami mahasiswa
6) Tidak mencampuradukkan urusan dalam keluarga dan pekerjaan di kampus
7) Bertindak selaku orangtua mahasiswa sendiri saat di kampus tanpa membeda-bedakan. Sehingga mahasiswa dapat menangkap dengan baik apa yang disampaikan dosen
8) Memberikan perhatian yang sama pada mahasiswa layaknya memberikan perhatian pada anaknya sendiri
DIAGRAM POHON
Peran Wanita
|
Topik : Peran Wanita dalam Kehidupan
PENUTUP
SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa peran wanita di era globalisasi ini telah berkembang menjadi peran ganda. Peran ganda tersebut meliputi peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Peranan wanita sebagai wanita karir dapat dibagi menjadi 3, yakni wanita tunggal dan tidak mempunyai anak, wanita bekerja menikah tanpa anak dan wanita karir sebagai ibu. Menurut Puspitawati (2009) beberapa faktor yang melandasi ibu untuk bekerja di luar rumah diantaranya adalah kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-rasional dan kebutuhan aktualisasi diri.
Peran ganda wanita juga menuai berbagai pandangan dari masyarakat. Pandangan masyarakat mengenai peran ganda wanita ada yang pro (setuju) dan kontra (tidak setuju). Pandangan yang pro menyatakan bahwa seorang wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir (dosen) amat membantu perekonomian keluarga. Pandangan dari masyarakat yang kontra (tidak setuju) berpandangan bahwa seorang wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karier dapat menelantarkan keluarga akibat kesibukan kerjanya. Dalam pembahasan juga disebutkan mengenai kiat-kiat menyelaraskan peran ganda wanita yang meliputi beberapa strategi yang potensial, ataupun kombinasi strategi, yang dapat digunakan oleh wanita yang bekerja di luar rumah untuk menggunakan waktunya secara ekonomis.
SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah semoga makalah yang menyajikan mengenai penjelasan peran ganda wanita dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca. Disarankan pula pada pembaca untuk memahami dan menelusuri lebih jauh bahwa peran seorang wanita di era modern sekarang ini telah berkembang, tidak hanya peran sebagai ibu rumahtangga, namun telah berkembang menjadi peran sebagai wanita karir (bekerja).
DAFTAR PUSTAKA
Harun Fatmawati. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi perempuan bekerja dan kesejahteraan keluarga. Studi kasus perempuan karir di Makassar. [skripsi]. Bogor [ID]: Departemen IKK, FEMA, IPB.
Aryati Fauziyah. 1999. Peranan wanita dalam mewujudkan kesejahteraan rumah tangga. Studi komunitas di Pulau Pasaran Bandar Lampung. [disertasi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.
Ciptoningrum Palupi. 2009. Hubungan peran ganda dengan pengembangan karir wanita. Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. [skipsi]. Bogor [ID]: Departemen SKPM, FEMA, IPB.
Khoeruni’mah Rahayu. 2010. Pengaruh wanita bekerja terhadap keberhasilan pendidikan formal anak. Kasus di Perumahan Sawati Mas, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor [ID]: Departemen SKPM, FEMA, IPB. 93 hal.
Westy Ana. 2008 Pebruari. Kerelawanan: Pilar pemberdayaan perempuan yang semakin kokoh. J Filantropi dan Masyarakat Madani. 3(1): 15-29.
Ihromi Tapi Omas. 1990. Para ibu yang berperan tunggal dan yang berperan ganda: laporan penelitian kelompok studi wanita FISIP UI. Jakarta [ID] : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 187 hal.
[1] Lihat Pudjiwati Sajogyo, “Mengembangkan Pendekatan Yang Tepat dan Identifikasi Instrumen Yang Tetap Bagi Penelitian Wanita” Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan, IPB, 1983.
[2] T.O. Ihromi, “Wanita Sebagai Penerus Nilai-Nilai Kepada Generasi Muda”, Prisma, No.5, Oktober 1975, hal.72.
[3] Letha Dawson, Scanzoni dan John Scanzoni, Men Women and Change. A Sociology of Mariage and Family. Cetakan kedua. New York. N.Y.: Mc. Graw Hill Book and Co., 1981, hal 343 dalam Laporan Penelitian Para Ibu yang Berperan Tunggal dan yang Berperan Ganda. 1990.
Makalah
Mata Kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200)
PERAN GANDA WANITA SEBAGAI IBU RUMAHTANGGA DAN CIVITAS AKADEMIKA
Oleh
ICHRIS DIAN MAYASARI
I34110045
Dosen
Dr. Ir. Pudji Muljono, Msi
Ir. Martua Sihaloho, Msi
Ir. Murdianto, MS
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
ABSTRAK
ICHRIS DIAN MAYASARI. Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika.
Wanita di era globalisasi ini telah mampu menggali potensi dalam dirinya. Hal ini didukung dengan adanya taraf pendidikan wanita yang telah berkembang. Peran wanitapun telah berkembang. Wanita tidak hanya menjalankan tugas sebagai ibu rumahtangga (peran domestik). Namun, peran sebagai seorang wanita karir atau wanita bekerja telah berhasil dilakukan kaum hawa ini. Karir spesifik yang ditekankan dalam hal ini adalah karir sebagai seorang dosen (civitas akademika). Mayoritas wanita Indonesia memilih profesi sebagai seorang civitas akademika (dosen) adalah karena waktu yang disita tidak terlalu banyak dan artinya waktu untuk keluarga juga akan bisa lebih banyak. Selain itu, peran seorang wanita dalam pembangunan pendidikan bisa terealisasi secara langsung. Sebab, wanita juga merupakan pilar pembangun peradaban bangsa. Dosen wanita di Indonesia juga telah banyak berkiprah di kampus, nasional, dan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kaum wanita telah bisa membagi waktunya untuk keluarga dan masyarakat luas.
Kata kunci: peran wanita, wanita karir, peran domestik, civitas akademika, wanita bekerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika” ini dengan baik. Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI) dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS sebagai koordinator mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI). Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada para dosen BMI yaitu Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi, Ir. Martua Sihaloho, MSi dan Ir. Murdianto, MS atas segala materi kuliah dan ilmu yang telah disampaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kak Lulu Hanifah selaku asisten praktikum mata kuliah Berpikir dan Menulis Ilmiah (BMI) untuk bimbingan dan pengarahannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih kepada ayah, ibu, dan kakak di rumah untuk segala kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terimakasih kepada teman-teman tercinta juga disampaikan penulis untuk segala dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga makalah ini cepat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.
Bogor, Juni 2012
Ichris Dian Mayasari
NIM. I34110045
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………. ii
KATA PENGATAR………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………… iv
DAFTRA TABEL DAN DAFTAR GAMBAR………………………………………………… v
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………. 1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………. 1
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………… 1
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………… 1
Peran Ganda Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika…………….. 2
Peran Wanita Sebenarnya………………………………………………………………………………… 2
Wanita sebagai Civitas Akademika (Dosen)………………………………………………………. 5
Kiat-Kiat Menyelaraskan Peran Ganda Wanita………………………………………………….. 5
PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….. 7
Simpulan……………………………………………………………………………………………………….. 7
Saran…………………………………………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….. 8
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Tabel 1 Peran Utama Seorang Ibu Rumah Tangga……………………………………………………. 2
Tabel 2 Perbedaan Pekerjaan Rumahtangga dengan Pekerjaan di Luar Rumah Tangga…. 3
Diagram Pohon…………………………………………………………………………………………………….. 6
PENDAHULUAN
Zaman yang makin modern ditandai dengan bertambahnya pengetahuan dan meluasnya pemikiran manusia. Sama halnya dengan pemikiran seorang wanita yang telah berkembang ke arah yang lebih maju. Wanita yang masih lajang ataupun yang sudah berumah tangga tentunya menginginkan kehidupan yang mapan dari segi ekonomi. Terlebih wanita yang telah berkeluarga. Dalam makalah ini menitikberatkan peran wanita sebagai seorang ibu rumah tangga dan civitas akademika (dosen). Alasan mengangkat dosen sebagai obyek pembahasan adalah karena mayoritas wanita memilih profesi ini dalam kehidupan karir mereka. Fenomena ini terjadi karena memang dengan profesi sebagai tenaga pendidik tidak menyita banyak waktu. Sehingga seorang wanita yang telah berumahtangga tetap dapat mencurahkan waktunya di rumah bersama suami dan anak.
Mengenai keadaan di Indonesia, Pudjiwati Sajogjo (1983) dalam penelitiannya tentang peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa mengungkapkan betapa besar sumbangan wanita dalam ekonomi masyarakat dan rumah tangga maupun dalam kehidupan keluarga. Selain itu, menurut Michelle Zimbalist Rosaldo dan Louise Lamphere (1974) menyebutkan peran ganda dengan konsep dualisme kultural , yakni adanya konsep domestic sphere (lingkungan domestik) dan public sphere (lingkungan publik).
Konsep-konsep tersebut memberikan gambaran bahwa peranan wanita telah melebar tidak hanya berperan tunggal sebagai ibu rumah tangga (mengurus pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak,mengurus suami dan sebagainya). Namun, peran wanita telah berkembang menjadi peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Perkembangan ini didukung oleh pengetahuan serta pendidikan wanita yang makin maju setara dengan kaum laki-laki. Faktor pendidikan telah mengubah mindset seorang wanita untuk bisa hidup lebih mapan dan lebih maju. Tujuannya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bisa untuk keluarga dan orang sekitarnya. Faktor yang datangnya dari keluarga inti, khususnya suami juga bisa memotivasi seorang wanita untuk bekerja. Bisa dari faktor ekonomi keluarga, dukungan suami untuk mengizinkan istri bekerja, ataupun dari usia anak yang mulai besar sehingga sang ibu bisa beraktivitas tambahan sebagai wanita karir. Dengan begitu, wanita juga bisa berkontribusi dalam menambah penghasilan keluarga dan membantu menabung untuk masa depan anaknya kelak.
Perumusan masalah yang akan diungkapkan dalam tulisan ini adalah mengenai peranan wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir (dosen) dalam lingkup keluarga dan dunia kerja, hal-hal yang mendorong wanita untuk bekerja, sikap seorang suami terhadap istri yang berprofesi sebagai wanita karir serta kiat-kiat yang dibutuhkan seorang wanita dalam menjalani kedua peran yang disandangnya. Semua ini akan dikupas dalam bab pembahasan.Tujuan dari tulisan ilmiah ini antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: untuk menjelaskan peran wanita dalam realita kehidupan modern sekarang ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi peran ganda seorang wanita dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk menjelaskan kiat-kiat agar peran wanita sebagai seorang ibu rumah tangga dan wanita karir bisa selaras dan seimbang.
Peran Ganda Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga dan Civitas Akademika
Peran Wanita Sebenarnya
1) Peran sebagai ibu rumah tangga
Peran seorang wanita yang telah berkeluarga pada hakikinya adalah bertindak selayaknya ibu rumah tangga. Ibu rumahtangga melakukan pekerjaan yang dinamakan non produksi yang tidak menghasilkan uang.
Menurut Walkel dan Woods (1976) dalam Guhardja (1992) mendefinisikan pekerjaan rumah tangga ke dalam 6 kategori : yaitu 1) penyediaan pangan atau makanan 2) pemeliharaan keluarga (anggota keluarga) 3) pemeliharaan rumah 4) pemeliharaan pakaian (termasuk mencuci, seterika) 5) manajemen (termasuk pencatatan atau record keeping 6) marketing (termasuk kegiatan berbelanja).
Pudjiwati Sajogyo dalam penelitian tentang peranan wanita di pedesaan Jawa Barat, melakukan analisa pembagian kerja atas dasar alokasi waktu dari kegiatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa umumnya waktu yang dipakai untuk kegiatan-kegiatan rumah tangga besar atau padat sekali.[1]
Tabel 1
Peran Utama Seorang Ibu Rumah Tangga
Peran Ibu Rumah Tangga |
Bekerja |
Tidak Bekerja |
|
66 (47.1%) |
70 (53%) |
|
42 (30%) |
30 (22.7%) |
|
27 (19.3%) |
31 (23.5 %) |
|
5 (3.6 %) |
1 (0.8%) |
|
140 (100%) |
132 (100%) |
Sumber: Laporan penelitian “Para Ibu yang Berperan Tunggal dan yang Berperan Ganda” Kelompok Studi Wanita FISIP-UI (1990)
Terlihat dari tabel 2.1, bahwa sebagian responden yang bekerja maupun tidak bekerja menjawab bahwa “mengurus dan membimbing anak-anak” adalah peran utama ibu rumah tangga (47.1% untuk ibu bekerja dan 53% untuk ibu tidak bekerja). Dalam hal ini peran ini disebut “pelaku sosialisasi primer” bagi seorang ibu rumah tangga.[2]
2) Peran sebagai wanita karir
Kunartinah (2003) Hall (1986) karier diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Hall (1996) karier adalah rangkaian dari sikap dan tingkah laku yang dirasakan secara pribadi yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sepanjang masa kehidupan seseorang (Ivancevich et al., 1989).
Sedangkan pengertian wanita berkarier seperti yang disampikan Munandar (2001) wanita berkarier adalah wanita yang bekerja untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam hal ini, wanita karier mayoritas didukung oleh pendidikan yang tinggi sehingga statusnya dalam pekerjaan juga tinggi.
Munandar (1985) yang mendorong seorang wanita berkeluarga untuk bekerja, yaitu untuk menambah penghasilan keluarga, untuk ekonomis, tidak tergantung pada suaminya, untuk menghindari kebosanan atau mengisi waktu kosong, karena ketidakpuasan terhadap pernikahan, karena punya minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan untuk memperoleh status dan pengembangan diri.
Flanders (1994) dalam Mudzar dkk (2001), beberapa kategori wanita bekerja, yaitu:
1) Wanita tunggal dan tidak mempunyai anak
2) Wanita bekerja menikah tanpa anak
3) Wanita karir sebagai ibu
Tabel 2
Perbedaan Pekerjaan Rumahtangga dengan Pekerjaan di Luar Rumah Tangga
Pekerjaan Rumahtangga |
Pekerjaan di Luar Rumahtangga |
dilakukan dalam rumah tangga |
dilakukan di luar rumah tangga |
dilakukan oleh anggota keluarga dan dapat digantikan |
dilakukan oleh anggota keluarga dan tidak dapat digantikan |
tidak mempunyai nilai ekonomi bagi anggota keluarga |
mempunyai nilai ekonomi |
bukan pekerjaan produktif bagi anggota keluarga
|
pekerjaan produktif |
Sumber : Guhardja et al., (1992) dalam skripsi Fatmawati Harun IKK 2010
Ada beberapa ciri mengenai pengertian karier yakni (Gunarsa dan Gunarsa 2004):
1) Karier erat hubungannya dengan perjalanan atau tujuan hidup seseorang yang ingin dicapai.
2) Karier berhubungan erat dengan peningkatan status, pangkat, jabatan, kekayaan secara berjenjang dan berbeda-beda antara seorang dengan lainnya.
3) Banyak faktor mempengaruhi karier seseorang, antara lain faktor keluarga yang bisa berpengaruh negatif atau sebaliknya positif
Faktor Pendorong Wanita Bekerja
Beberapa faktor yang melandasi ibu untuk bekerja di luar rumah diantaranya adalah (Puspitawati 2009):
1) Kebutuhan finansial
2) Kebutuhan sosial-rasional
3) Kebutuhan aktualisasi diri
Faktor-faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan sebagai berikut (Puspitawati 2009)
1) Faktor Internal (persoalan yang timbul dalam diri pribadi ibu tersebut)
Stress akibat tuntutan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (lelah secara psikis), tekanan yang timbul akibat peran ganda itu sendiri (kemampuan manajemen waktu dan rumah rumah tangga merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi oleh para ibu bekerja), pekerjaan di kantor sangat berat, suami dan anak-anak merasa “kurang dapat perhatian”.
2) Faktor eksternal
a) Dukungan suami. Dukungan suami diterjemahkan sebagai sikap-sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumahtangga, membantu mengurus anak-anak serta memberikan dukungan moral dan emosional terhadap karier atau pekerjaan istrinya.
b) Kehadiran anak
c) Masalah pekerjaan
Peraturan kerja yang kaku, pimpinan yang tidak bijaksana, beban kerja yang berat, ketidakadilan yang dirasakan di tempat kerja, rekan-rekan yang sulit bekerjasama, waktu kerja yang sangat panjang, ketidaknyamanan psikologis yang dialami akibat dari problema sosial-politis di tempat kerja.
3) Faktor relasional
Kurangnya waktu interaksi suami dan istri akibat sedikitnya waktu bersama dan berkomunikasi di rumah dapat menyebabkan persoalan dalam rumah tangga.
Wanita sebagai Civitas Akademika (Dosen)
Wanita yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan hingga tingkat tinggi (S1, S2, S3) memang memiliki cara pandang berbeda dalam kehidupannya. Mereka tidak hanya menjalani kehidupan sebagai ibu rumahtangga (peran domestik). Namun, mayoritas dari mereka menjalani peran ganda sebagai seorang ibu rumahtangga dan wanita karir. Wanita terutama di Indonesia kebanyakan memilih profesi sebagai seorang tenaga pendidik. Salah satunya adalah dosen. Dosen yang memiliki lingkup pekerjaan di kampus memang memiliki cukup waktu untuk bisa beraktivitas di kampus dan di rumah.
Faktor waktu biasanya menjadi bahan pertimbangan wanita untuk dapat menggeluti profesi dosen. Sebab, waktu yang dimiliki masih tersisa setelah mengajar di kampus. Aktivitas mengajar memang tidak begitu menyita banyak waktu. Dosen masih memiliki libur di akhir minggu. Waktu inilah yang biasanya digunakan untuk berkumpul dengan keluarga. Kodrat wanita memang tidak dapat lepas dari kodrat sebagai seorang ibu yang berkewajiban membimbing dan mendidik anak-anak mereka. Untuk itu, mayoritas wanita memilih profesi ini. Selain dapat mendidik dan membesarkan putra-putri mereka sendiri, mereka juga dapat menyumbangkan pikiran dan ilmu yang dimiliki untuk kemajuan dan kecerdasan putra-putri bangsa.
Wanita yang bekerja sebagai dosen ternyata juga memilki pengaruh psikologis untuk keluarga, terutama anak-anaknya. Dalam penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan sebelumnya menungkapkan bahwa sekitar tahun 1960 telah dilakukan test-test ilmu jiwa contohnya yang dijalani oleh anak-anak yang ibunya tidak bekerja dan yang ibunya bekerja menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kecemasan mereka, dalam tingkat penyesuaian dalam kepribadian mereka. Para ahli ilmu sosial membandingkan tingkat prestasi anak dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja juga tidak ada cirri pembeda spesifik di keduanya. Sebab, prestasi anak memang tergantung dari kemampuan yang dimiliki anak itu sendiri. [3]
Kiat-Kiat Menyelaraskan Peran Ganda Wanita
Strober dan Weinberg (1980) dalam Puspitawati (1992) mengemukakan terdapatnya beberapa strategi yang potensial, ataupun kombinasi strategi, yang dapat digunakan oleh wanita yang bekerja di luar rumah untuk menggunakan waktunya secara ekonomis:
1) Mengganti peralatan rumah tangga sehingga kegiatan rumah tangga dapat terlaksana baik secara kualitas maupun kuantitas
2) Pekerjaan rumahtangga dilakukan oleh orang lain (pembantu rumahtangga, suami, atau anak) sehingga kegiatan rumahtangga dapat terlaksana baik secara kualitas maupun kuantitas)
3) Mengurangi kegiatan rumah tangga baik secara kualitas maupun kuantitas dan atau melakukan kegiatan produktifnya secara intensif dan efektif ketika dihadapi masalah dengan kegiatan rumahtangga
4) Mengurangi alokasi waktu, jika ada, untuk kegiatan amal dan kegiatan dalam komunitas kerja
5) Mengurangi alokasi waktu untuk kegiatan santai dan atau tidur
Selain itu, juga diperlukan kiat-kiat khusus bagi para ibu yang berprofesi sebagai dosen agar bisa menyelaraskan perannya di keluarga dan kampus:
1) Fokus pada keluarga yaitu suami dan anak jika dalam lingkup keluarga
2) Menjalankan aktivitas layaknya ibu rumahtangga pada umumnya saat di rumah
3) Mencurahkan segala kasih sayang pada keluarga tanpa membeda-bedakan
4) Membagi waktu dengan baik saat harus mengurus keluarga dan mengurus pekerjaan
5) Jika dalam kampus tetap menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik yang bertugas menyampaikan materi kuliah yang dapat dipahami mahasiswa
6) Tidak mencampuradukkan urusan dalam keluarga dan pekerjaan di kampus
7) Bertindak selaku orangtua mahasiswa sendiri saat di kampus tanpa membeda-bedakan. Sehingga mahasiswa dapat menangkap dengan baik apa yang disampaikan dosen
8) Memberikan perhatian yang sama pada mahasiswa layaknya memberikan perhatian pada anaknya sendiri
DIAGRAM POHON
Peran Wanita
|
Topik : Peran Wanita dalam Kehidupan
PENUTUP
SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa peran wanita di era globalisasi ini telah berkembang menjadi peran ganda. Peran ganda tersebut meliputi peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Peranan wanita sebagai wanita karir dapat dibagi menjadi 3, yakni wanita tunggal dan tidak mempunyai anak, wanita bekerja menikah tanpa anak dan wanita karir sebagai ibu. Menurut Puspitawati (2009) beberapa faktor yang melandasi ibu untuk bekerja di luar rumah diantaranya adalah kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-rasional dan kebutuhan aktualisasi diri.
Peran ganda wanita juga menuai berbagai pandangan dari masyarakat. Pandangan masyarakat mengenai peran ganda wanita ada yang pro (setuju) dan kontra (tidak setuju). Pandangan yang pro menyatakan bahwa seorang wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir (dosen) amat membantu perekonomian keluarga. Pandangan dari masyarakat yang kontra (tidak setuju) berpandangan bahwa seorang wanita yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karier dapat menelantarkan keluarga akibat kesibukan kerjanya. Dalam pembahasan juga disebutkan mengenai kiat-kiat menyelaraskan peran ganda wanita yang meliputi beberapa strategi yang potensial, ataupun kombinasi strategi, yang dapat digunakan oleh wanita yang bekerja di luar rumah untuk menggunakan waktunya secara ekonomis.
SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah semoga makalah yang menyajikan mengenai penjelasan peran ganda wanita dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca. Disarankan pula pada pembaca untuk memahami dan menelusuri lebih jauh bahwa peran seorang wanita di era modern sekarang ini telah berkembang, tidak hanya peran sebagai ibu rumahtangga, namun telah berkembang menjadi peran sebagai wanita karir (bekerja).
DAFTAR PUSTAKA
Harun Fatmawati. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi perempuan bekerja dan kesejahteraan keluarga. Studi kasus perempuan karir di Makassar. [skripsi]. Bogor [ID]: Departemen IKK, FEMA, IPB.
Aryati Fauziyah. 1999. Peranan wanita dalam mewujudkan kesejahteraan rumah tangga. Studi komunitas di Pulau Pasaran Bandar Lampung. [disertasi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.
Ciptoningrum Palupi. 2009. Hubungan peran ganda dengan pengembangan karir wanita. Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. [skipsi]. Bogor [ID]: Departemen SKPM, FEMA, IPB.
Khoeruni’mah Rahayu. 2010. Pengaruh wanita bekerja terhadap keberhasilan pendidikan formal anak. Kasus di Perumahan Sawati Mas, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor [ID]: Departemen SKPM, FEMA, IPB. 93 hal.
Westy Ana. 2008 Pebruari. Kerelawanan: Pilar pemberdayaan perempuan yang semakin kokoh. J Filantropi dan Masyarakat Madani. 3(1): 15-29.
Ihromi Tapi Omas. 1990. Para ibu yang berperan tunggal dan yang berperan ganda: laporan penelitian kelompok studi wanita FISIP UI. Jakarta [ID] : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 187 hal.
[1] Lihat Pudjiwati Sajogyo, “Mengembangkan Pendekatan Yang Tepat dan Identifikasi Instrumen Yang Tetap Bagi Penelitian Wanita” Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan, IPB, 1983.
[2] T.O. Ihromi, “Wanita Sebagai Penerus Nilai-Nilai Kepada Generasi Muda”, Prisma, No.5, Oktober 1975, hal.72.
[3] Letha Dawson, Scanzoni dan John Scanzoni, Men Women and Change. A Sociology of Mariage and Family. Cetakan kedua. New York. N.Y.: Mc. Graw Hill Book and Co., 1981, hal 343 dalam Laporan Penelitian Para Ibu yang Berperan Tunggal dan yang Berperan Ganda. 1990.
sosok
December 16, 2013 at 6:49 am
bagus mbak ichrisss 🙂 terus nuliss dan sukses terus yaa umiii 😀
ichrisdianms
December 26, 2013 at 3:53 am
Terimaksih untuk commentnya, semangat juga ya buat kamu, kunjungi juga ichrisdianms.blogspot.com dan wrenada.blogdetik.com ya 🙂